Tempat Dimana Kenangan Dipajang, dan Diketawain Sendiri

Selamat datang di sudut internet yang (masih) percaya bahwa foto punya jiwa—bukan sekadar filter Paris, caption puitis, dan algoritma yang lebih moody. Di tengah era di mana eksistensi ditentukan oleh jumlah likes dan durasi scroll, saya memutuskan melakukan hal yang paling tidak trendy: mengunggah foto hasil jepretan sendiri ke website pribadi. Nostalgia? Pasti.

Dimana Instagram sekarang lebih mirip TV berita versi kilat. TikTok? Jangan ditanya—lebih banyak tutorial menari daripada penghargaan visual. Padahal, foto itu bukan cuma visual; ia adalah waktu yang dibekukan, bukan tren yang dibikin seminggu sekali lalu dilupakan seperti password Wi-Fi ruang meeting.

Dan jangan bawa-bawa AI. saya tahu AI bisa bikin gambar sunset di Mars dengan Alien yang sedang pada pengajian. Tapi itu bukan kenangan. Itu imajinasi plastik. Foto-foto saya? Ada debunya, ada feel-nya, ada jeleknya, dan ada bau keringat (klo bisa dicium)

Jadi ya, gallery ini wadah untuk menampung kenangan. Tanpa joget. Tanpa algoritma. Hanya cahaya, lensa, dan sedikit keberanian untuk percaya bahwa keindahan tak butuh validasi viral.